DR HAEDAR NASHIR - Masyarakat seantero buana sempat dibikin heboh dengan isu kiamat yang konon jatuh pada tanggal 21 Desember tahun 2012. Berita yang menggemparkan dunia itu dipicu oleh film 2012 karya sutradara Roland Emmerich (2009) yang diilhami oleh ramalan suku Indian Maya di Meksiko. Bicara tentang hari kiamat, kita diingatkan tentang perangai orang-orang kafir yang tidak percaya dan menolak akan datangnya hari kiamat. Mereka juga menolak kerasulan Muhammad dan memperoloknya sebagai majnun alias gila.  Allah menurunkan Surat At-Takwir sebagai jawaban atas sikap kaum kafir yang menolak terjadinya hari kiamat dan kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Di ayat ke-26 dari Surat At-Takwir itu Allah bertanya, faaina tadzhabun? Maka hendak pergi kemana kalian dalam hidup ini? Sebuah pertanyaan retorik untuk membangunkan kesadaran setiap manusia akan perjalanan hidup yang hakiki di dunia yang fana ini.


  At-Takwir artinya yang digulung atau dililit. Diambil dari ayat pertama yang berbunyi, "Idza al-syamsu kuwwirat", artinya "apabila matahari digulung", sebagai salah satu ciri terjadinya kiamat. Simaklah betapa dahsyatnya terjadinya Hari Kiamat sebagaimana digambarkan Allah dalam Surat At-Takwir ini: "Apabila matahari telah digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan unta-unta yang bunting (ditinggalkan), dan apabila binatang liar dikumpulkan, dan apabila air laut dibiarkan meluap, dan apabila ruh-ruh dibiarkan bertemu (dengan tubuh), dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan amal manusia dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah di kerjakannya (QS At-Takwir: 1-14).


  Jika menyaksikan berbagai bencana dan kejadian luar biasa yang menimpa alam semesta ini, semestinya manusia semakin sadar tentang ketidak-abadian hidup di dunia ini dan akan terjadinya hari akhir. Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apa yang dikejar dalam hidup ini? Insan modern yang hidup dalam seribu-satu mobilitas luar biasa, layak untuk sering bertanya perihal hakikat hidup di dunia ini. Ketika kegiatan demi kegiatan begitu padat, berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, dan dari satu aktifitas ke aktifitas lain. Bahkan manakala hidup begitu penuh pergulatan seolah tak pernah berujung dan bermuara dalam sejuta ambisi yang terus membara. 
kemana kau akan pergi? Fa-aina Tadzhabun

@STT NURUL FIKRI

@STT NURUL FIKRI

@STT NURUL FIKRI