DR. HAEDAR NASHIR - Generasi manusia berikutnya semestinya belajar agar tidak mengulangi perilaku buruk dan munkar seperti itu. Namun manusia sering lalai, sehingga peringai durjana sering dilakukan dan berulang terjadi yang tidak kalah buruknya. Perang, Kekerasan, Kediktatoran, Kesewenang-wenangan, dan berbagai tindakan durjana lainnya sering mewarnai perjalanan umat manusia sepanjang masa.
Allah menurunkan ke muka bumi banyak sosok dan peristiwa yang penuh warna. Qarun yang sangat bahil. Fir'aun yang diktator. Putra Nuh yang durhaka. Kaum Saba' yang ingkar nikmat. Abu Jahal dan pengikutnya yang kafir dan jahiliyah. Masih banyak figur lain dalam dunia modern ini. Dunia modern mencatat nama-nama Jengis Khan, Hitles, Westerling, Musolini, Simon Peres, dan lain-lain. Belum tercatat kejahatan perang seperti kekejaman Amerika terhadap Vietnam tahun 1968, Rezim Pol Pot di Kamboja, dan Kebiadaban Israel terhadap Palestina.
Allah juga memberi pelajaran hidup lainnya dalam sisi positif. Ada generasi Ashabul Kahfi yang harus melawan kedzaliman dengan bersembunyi di gua. Lukman Al-Hakim sosok orang tua pendidik. Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis yang digdaya. Dzulqarnain yang begitu arif. Thalut yang berani melawan Jalut. Dan masih banyak kisah para nabi dan sahabatnya. Persoalannya, akankah manusia mau belajar dari jejak kisah kehidupan yang penuh warna ini? baik dan buruk dalam setiap varian dekap langkah umat manusia itu bisa dijadikan sebagai ibrah atau pelajaran penting bagi generasi saat ini dan seterusnya.