DR HAEDAR NASHIR - Kenapa jiwa selalu gelisah dan sulit menemukan oase kebahagiaan? Belajarlah bertanya pada hati sendiri, yang jujur dan bening. Hati dapat menjadi hakim yang adil dan jujur, tidak pernah berbohong. Sabda Nabi, tanyalah hatimu tatkala bimbang. Jika hati masih belum bisa memberikan jawaban karena bercampur hawa nafsu, bukalah mutiara-mutiara berharga dalam ajaran islam. Bacalah buku-buku agama yang banyak mengajarkan hikmah dan mutiara kebaikan. Puncak pengaduan ketika gundah dan hilang kebahagiaan justru berserah diri secara total kepada Allah Yang Maha Rahman.
Nabi senantiasa memanjatkan doa sebagai berikut: "Allahumma inni a'udzu bika min qalbi la yahsya, wa min du'ai la yusma', wa min nafsi la tasyba, wa min 'ilmi la yanfa" (HR At-Tirmidzi). Ya Allah sungguh aku berlindung kepadamu dari hati yang tidak pernah khusyuk, doa yang tidak didengar, jiwa yang tak pernah merasa puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Orang yang berdoa memiliki energi ruhaniah yang teduh, bening, dan penuh kepasrahan.
Jiwa yang bahagia adalah kondisi batin yang penuh ketenangan, yang terpancar dalam wajah dan tindakan yang menyinarkan kekhusyukan. Membuat batin penuh akan rasa syukur ketika memperoleh nikmat dan sabar apabila ditimpa ujian. Batin yang tidak gampang terbawa oleh virus amarah bilamana menemui hal-hal yang menyakitkan hati. Batin yang penuh akan kepasrahan dan kerelaan ketika suka maupun duka tanpa meluap-luap melampaui takaran.
Jiwa yang bahagia bukan berarti vakum dari masalah. Manusia hidup itu wajar menghadapi suka maupun duka sebagai bagian dari hidup. Manusia hidupnya tidak manusiawi bilamana hidupnya suka dan tanpa duka. Aidh Al-Qarni memberikan nasihat, jika ingin bahagia "seyogyanya Anda senantiasa tetap senang hati menerima sedikit apapun yang anda miliki dan rela dengan segala sesuatu yang tidak anda miliki".