DR. HAEDAR NASHIR - Sesungguhnya Allah memerintahkan para hamba untuk berbuat ihsan selain berbuat adil. Firman Allah dalam Al-Quran menyatakan, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mengambil pelajaran" (QS Al-Nahl: 90). Para ahli tafsir dengan merujuk kepada pendapat Ibnu Mas'ud menyimpulkan bahwa ayat 90 pada surah Al-Nahl ini merupakan ayat Al-Quran yang paling sempurna dalam penjelasan segala aspek tentang kebaikan dan keburukan. Adil dan perilaku ihsan dalam ayat ini adalah ajaran yang luhur, utama, dan berdampak luas dalam kehidupan.
Khusus tentang ihsan, menurut Ar-Raghib al-Asfhany sebagaimana dinukil Quraish Shihab, kata ini digunakan untuk dua hal. Pertama, memberi nikmat kepada pihak lain, dan yang kedua adalah perbuatan baik. Kata "ihsan" jauh lebih luas dari sekedar "berbuat kebaikan". Makna "ihsan" memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan mendalam dari kedudukan makna "adil". Karena "adil" ialah memperlakukan orang lain sama seperti perlakuannya terhadap anda. Sedangkan "ihsan" ialah memperlakukan orang lain lebih baik dari perlakuannya terhadap anda.
Ihsan menurut al-Harrali sebagaimana dikutip al-Biqa'i dan dinukil ulang oleh Shihab, ialah "puncak amal kebaikan". Terhadap hamba, sifat perilaku ini tercapai bilamana seseorang melihat dirinya pada diri orang lain sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya. Siapa yang melihat dirinya pada kebutuhan orang lain dan tidak melihat dirinya saat beribadah kepada Allah, maka dialah yang disebut sebagai seorang Mukhsin.